Tuesday, 3 January 2017

Refleksi 5 Tahun dan Re-Brand Sewajasnya Boutique

Sewajasnya Boutique

Bukan tanpa alasan mengapa penyewaan jas menjadi inti bisnis kami. Sederhana saja mengingat kebutuhan sandang akan dress formal bagi pria berupa setelan jas selalu dibutuhkan dalam peristiwa penting, sementara biaya pembuatan atau pembelian yang relatif cukup mahal tidak sebanding dengan usia pemakaian yang sifatnya temporary sehingga menjadi bahan pertimbangan bagi setiap orang untuk memilikinya. Keterbatasan waktu yang sempit dalam membuat jas serta tempat penyewaan jas yang masih cukup minim di daerah Jakarta dan sekitarnya juga menjadi permasalahan bagi para konsumen. Berangkat dari fenomena tersebut, berawal dari koleksi pribadi hingga pengadaan khusus, kami yang bergerak di bidang usaha rumahan mencoba menyediakan beberapa koleksi jas kami untuk disewakan kepada para pelanggan.



Refleksi 5 Tahun 

Ide didirikan penyewaan jas ini datang pada tahun 2012 akhir oleh pemilik yang pada saat itu baru menyelesaikan pendidikan S1 nya di Universitas Padjadjaran Bandung Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi. Kecintaannya terhadap dunia bisnis telah diperlihatkannya sejak masih kuliah mulai dari berjualan online hingga membantu orang tuanya menjual beberapa barang-barang second hand mulai dari sepeda, part mobil, dan lain sebagainya di FJB Kaskus. 

Showroom kecil yang kami biasa sebut dengan butik ini berdiri dengan nama Sewajasnya Boutique dan besar atas naungan FJB Kaskus yang diposting oleh Akun “Alazka” dimana akun tersebut telah dibuka pada tahun 2008 oleh pemilik untuk menjalankan aktifitas bisnis onlinenya. Sewajasnya telah beroperasi lebih kurang 5 tahun sejak tahun 2013 awal hingga saat  ini.

Kata “sewajasnya” berasal dari ketidaksengajaan setiap pelanggan dalam menyebut kata tersebut ketika melakukan order peminjaman via sms atau telp. “Selamat siang, saya mau sewajasnya untuk bulan Desember, apa masih bisa?”, kira-kira seperti itu percakapannya. Oleh karena itulah Sewajasnya Boutique menjadi pilihan nama yang kami rasa iconik dan memudahkan pencarian pada situs search engine. Untuk saat ini dengan kata kunci “sewa jas” di google, Sewajasnya Boutique terpampang dalam halaman pertama situs pencarian tersebut.

Lebih dari 800 set jas per tahun telah kami sewakan kepada masyarakat dan pelanggan untuk memenuhi kebutuhan dressnya. Penyewa jas di Sewajasnya Boutique berasal dari berbagai kalangan seperti pelajar, mahasiswa, karyawan, pns, artis hingga pejabat. Kamipun juga beberapakali telah melakukan kerjasama dengan berbagai perusahaan, EO, dan sanggar-sanggar di Ibukota Jakarta.

Selama ini butik sewajasnya memiliki berbagai jenis usaha, yaitu usaha :
  •  Penyewaan jas & celana (1 set);
  •  Penyewaan vest dan dasi.
Tidak berhenti sampai disitu Sewajasnya Boutique sedang melakukan pengembangan usaha di bidang penjualan seperti :

  • Kemeja panjang/ hem "Alisan"
  • Dasi/ bowtie
yang saat ini sangat dibutuhkan oleh pelanggan yang datang untuk menyewa jas di tempat kami.


Guna memenuhi permintaan pasar yang cukup besar serta mengingat terus berkembangnya usaha ini, maka Sewajasnya Boutique mencoba untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan manajemen menjadi lebih baik lagi. Menyambut tahun 2017, kami Sewajasnya Boutique mencoba untuk membenahi manajamen perusahaan sehingga kebutuhan masyarakat akan penyewaan jas ini dapat terpenuhi dan kepuasan pelanggan menjadi hal yang utama untuk kami.

Salam
Sewajasnya Boutique
Pusat Penyewaan Jas Pria Terlengkap, Terbaik, dan Termurah di Jakarta
08788-0205-212


Monday, 2 January 2017

Jas Merah Dalam Sejarah

Jas Merah Dalam Sejarah
Never Leave History


 JAS MERAH “Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah” - Ir. Soekarno –


Begitu pesan yang didengungkan oleh founding father negara kita Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno. Namun Jas Merah dalam artikel ini bukan membahas menganai pidato Bung karno yang konon berapi-api, tapi kali ini kita membahas mengenai catatan sejarah lahirnya Jas sebagai legenda produk sandang dunia yang sampai saat ini masih digunakan sebagai tolak ukur mode dan perkembangan fashion yang akan coba disajikan ala Sewajasnya Boutique.

Dari berbagai sumber yang diperoleh Sewajasnya Boutique, sejarah mencatat pada tahun 1666 Raja Charles II pada saat itu dibuatkan setelan jas berupa rompi dan mantel panjang selutut yang dijahit oleh para penjahit raja di Istana Inggris. Setelan tersebut terinspirasi dari pakaian tradisional Turki dan Persia. Saking tersohornya setelan tersebut, Perancis mencoba mengadopsi cara berpakaian Raja Inggris untuk dipakaikan di kalangan bawah negaranya sebagai bentuk pelecehan mereka dengan cara memotong mantel tersebut hingga atas lutut.

Pada saat itu hubungan antara Inggris dan Perancis memang sedang panas. Pemimpin flamboyan Perancis kala itu Raja Louis XIV adalah seorang pecinta dan pemerhati penampilan, sehingga tidak heran jika sekarang Paris dikenal sebagai pusat mode. Namun tidak disangka, yang awalnya dianggap sebagai pakaian "kelas bawah" ternyata model setelan tersebut justru menjadi terkenal seantero Perancis dan digunakan pula oleh Raja Lois XIV. Jas tersebut dilakukan beberapa modifikasi oleh Raja Louis XIV berupa penambahan aksesories gemerlap sehingga tampil lebih mewah dan mempesona.




Walaupun sempat ikut terbawa arus mode dari Perancis, Inggris kala itu tetap berusaha mempertahankan gaya lamanya yang cendrung sederhana dan polos. Hal tersebut lebih menggambarkan jati diri masyarakat Inggris yang santun dan menawan. Berbeda dengan Perancis, kalangan bangsawan lebih menampilkan kemewahan dan kegemerlapan. 

Trend setelan sederhana di Inggris tersebut kembali terkenal dan melakukan ekspansi ke negara Perancis, hingga kebiasaan menggunakan pakaian tersebut masyarakat mengenalnya dengan sebutan Anglomania”.

Abad 18

Sekitar paruh abad 18, setelan jas perlahan-lahan berubah. Berburu adalah gaya hidup para bangsawan pada saat itu. Untuk keperluan tersebut mereka menciptakan jas yang digunakan khusus untuk menunggang kuda (riding coat) atau di Perancis dikenal dengan sebutan redingote.  Dengan bentuk sederhana tanpa hiasan, polos, riding coat inilah yang menjadi cikal bakal bentuk jas yang kita kenal sekarang.

Menjelang revolusi Perancis redingote mendapat kehormatan dipakai bangsawan di Istana, pedagang kaya, saudagar bahkan pelayan. Padahal kalangan istana sedang menyukai mode  gemerlap,  meriah, flamboyan. Gaya pakaian aristokrat saat itu ibarat letupan warna, kemewahan satin dan sutra. Sangat berbeda dengan kesederhanaan cara berpakaian Inggris.

Anglomania terus berlanjut. Kesederhanaan cara berpakaian Inggris akhirnya mengubah gaya mewah Prancis dan seluruh Eropa. Termasuk dalam selera warna.  Setelan jas warna hitam dan gelap yang dipelopori kaum pria Inggris lama kelamaan dapat diterima banyak kalangan dan situasi.

Abad 19

Di pertengahan abad ke 19 jas mulai dibuat dengan warna-warna baru pada saat itu seperti hitam, biru tua, dan abu-abu walaupun masih ada beberapa yang mempertahankan selera mereka dengan warna - warna terang. Hitam menjadi warna favorit dan dianggap formal untuk kegiatan ibadah ke gereja di hari minggu. Kala itu setelan jas mulai dikenal dengan setelan atas bawah dengan warna dan bahan yang sama.Model kancing jas pada saat itu dibedakan menjadi 2 jenis yaitu dengan kancing satu baris (single breasted) dan jas berkancing ganda kiri kanan (double breasted).

Gaya hidup gemar berolahraga (sporty) pada saat itu ikut mempengaruhi model setelan jas dengan lipatan pada bagian belakang agar lebih longgar beraktifitas. Model tersebut dikenal dengan sebutan Jas Norfolk.

Raja Inggris kala itu Edward VII memiliki andil penting dalam memperkenalkan aturan tata cara berpakaian. Edward VII lah yang mengenalkan pemakaian dasi atau scarf pada pemakaian jas hingga sekarang dikenal dengan istilah mengikat dasi dengan gaya "windsor" atau "half windsor" yang berasal dari namanya. Etika membuka kancing jas juga dikenal akibat hal kecil yang tidak disangka. Konon kabarnya Edward VII memiliki badan yang besar, suatu ketika setelan jasnya tidak dapat dikancing dikarenakan perutnya yang buncit, namun sang raja tetap membiarkannya.

Abad 20




Tahun 1980an, mode pria datang bukan hanya dari London atau Paris. Kota Milan mulai memperbaiki bentuk dan jenis jas yang membuatnya lebih lux dan modern. Perancang Giorgio Armani mulai muncul sebagai mekanik setelan jas ini.

Hingga saat ini Jas dipakai oleh semua kalangan. Globalisasi membuatnya diterima di segala penjuru dunia. Akhirnya jas menenukan sendiri keterbatasannya. Ia kini merupakan bentuk pakaian yang lebih mencitrakan pria profesional, formal, dan smart. Mulai dari acara kelulusan sekolah, pesta prom night, hingga acara pernikahan jas menjelma menjadi setelan dasar bagi mereka yang ingin tampil stylish, fashionable, and elegant.

Sewajasnya Boutique
087880205212
Kelapa Gading


sumber :