Jas Merah Dalam Sejarah
Never Leave History
JAS MERAH “Jangan
sekali-kali meninggalkan sejarah” - Ir. Soekarno –

Dari berbagai sumber yang diperoleh Sewajasnya Boutique, sejarah
mencatat pada tahun 1666 Raja
Charles II pada saat itu dibuatkan setelan jas berupa rompi dan mantel panjang
selutut yang dijahit oleh para penjahit raja di Istana Inggris. Setelan
tersebut terinspirasi dari pakaian tradisional Turki dan Persia. Saking
tersohornya setelan tersebut, Perancis mencoba
mengadopsi cara berpakaian Raja Inggris untuk dipakaikan di kalangan
bawah negaranya sebagai bentuk pelecehan mereka dengan cara memotong mantel tersebut
hingga atas lutut.
Pada saat itu hubungan antara Inggris dan Perancis memang sedang panas. Pemimpin flamboyan Perancis kala itu Raja Louis XIV adalah seorang pecinta dan pemerhati penampilan, sehingga tidak heran jika sekarang Paris dikenal sebagai pusat mode. Namun tidak disangka, yang awalnya dianggap sebagai pakaian "kelas bawah" ternyata model setelan tersebut justru menjadi terkenal seantero Perancis dan digunakan pula oleh Raja Lois XIV. Jas tersebut dilakukan beberapa modifikasi oleh Raja Louis XIV berupa penambahan aksesories gemerlap sehingga tampil lebih mewah dan mempesona.
Pada saat itu hubungan antara Inggris dan Perancis memang sedang panas. Pemimpin flamboyan Perancis kala itu Raja Louis XIV adalah seorang pecinta dan pemerhati penampilan, sehingga tidak heran jika sekarang Paris dikenal sebagai pusat mode. Namun tidak disangka, yang awalnya dianggap sebagai pakaian "kelas bawah" ternyata model setelan tersebut justru menjadi terkenal seantero Perancis dan digunakan pula oleh Raja Lois XIV. Jas tersebut dilakukan beberapa modifikasi oleh Raja Louis XIV berupa penambahan aksesories gemerlap sehingga tampil lebih mewah dan mempesona.
Walaupun sempat ikut
terbawa arus mode dari Perancis, Inggris kala itu tetap berusaha mempertahankan
gaya lamanya yang cendrung sederhana dan polos. Hal tersebut lebih
menggambarkan jati diri masyarakat Inggris yang santun dan menawan.
Berbeda dengan Perancis, kalangan bangsawan lebih menampilkan kemewahan
dan kegemerlapan.
Trend setelan sederhana di Inggris tersebut kembali terkenal dan melakukan ekspansi ke negara Perancis, hingga kebiasaan menggunakan pakaian tersebut masyarakat mengenalnya dengan sebutan “Anglomania”.
Trend setelan sederhana di Inggris tersebut kembali terkenal dan melakukan ekspansi ke negara Perancis, hingga kebiasaan menggunakan pakaian tersebut masyarakat mengenalnya dengan sebutan “Anglomania”.
Abad 18
Sekitar paruh abad 18, setelan jas perlahan-lahan berubah. Berburu adalah gaya hidup para bangsawan pada saat itu. Untuk keperluan tersebut mereka menciptakan jas yang digunakan khusus untuk menunggang kuda (riding coat) atau di Perancis dikenal dengan sebutan “redingote”. Dengan bentuk sederhana tanpa hiasan, polos, riding coat inilah yang menjadi cikal bakal bentuk jas yang kita kenal sekarang.
Menjelang revolusi Perancis redingote mendapat kehormatan
dipakai bangsawan di Istana, pedagang kaya, saudagar bahkan pelayan. Padahal
kalangan istana sedang menyukai mode gemerlap, meriah, flamboyan.
Gaya pakaian aristokrat saat itu ibarat letupan warna, kemewahan satin dan
sutra. Sangat berbeda dengan kesederhanaan cara berpakaian Inggris.
Anglomania terus berlanjut. Kesederhanaan cara berpakaian Inggris
akhirnya mengubah gaya mewah Prancis dan seluruh Eropa. Termasuk dalam selera
warna. Setelan jas warna hitam dan gelap yang dipelopori kaum pria
Inggris lama kelamaan dapat diterima banyak kalangan dan situasi.
Abad 19
Di pertengahan abad ke 19 jas mulai dibuat dengan warna-warna baru pada saat itu seperti hitam, biru tua, dan abu-abu walaupun masih ada beberapa yang mempertahankan selera mereka dengan warna - warna terang. Hitam menjadi warna favorit dan dianggap formal untuk kegiatan ibadah ke gereja di hari minggu. Kala itu setelan jas mulai dikenal dengan setelan atas bawah dengan warna dan bahan yang sama.Model kancing jas pada saat itu dibedakan menjadi 2 jenis yaitu dengan kancing satu baris (single breasted) dan jas berkancing ganda kiri kanan (double breasted).
Gaya hidup gemar berolahraga (sporty) pada saat itu ikut mempengaruhi model setelan jas dengan lipatan pada bagian belakang agar lebih longgar beraktifitas. Model tersebut dikenal dengan sebutan Jas Norfolk.
Raja Inggris kala itu Edward VII memiliki andil penting dalam memperkenalkan aturan tata cara berpakaian. Edward VII lah yang mengenalkan pemakaian dasi atau scarf pada pemakaian jas hingga sekarang dikenal dengan istilah mengikat dasi dengan gaya "windsor" atau "half windsor" yang berasal dari namanya. Etika membuka kancing jas juga dikenal akibat hal kecil yang tidak disangka. Konon kabarnya Edward VII memiliki badan yang besar, suatu ketika setelan jasnya tidak dapat dikancing dikarenakan perutnya yang buncit, namun sang raja tetap membiarkannya.
Abad 20
Tahun 1980an, mode pria datang bukan hanya dari London atau Paris. Kota Milan mulai memperbaiki bentuk dan jenis jas yang membuatnya lebih lux dan modern. Perancang Giorgio Armani mulai muncul sebagai mekanik setelan jas ini.
Hingga saat ini Jas dipakai oleh semua kalangan. Globalisasi membuatnya diterima di segala penjuru dunia. Akhirnya jas menenukan sendiri keterbatasannya. Ia kini merupakan bentuk pakaian yang lebih mencitrakan pria profesional, formal, dan smart. Mulai dari acara kelulusan sekolah, pesta prom night, hingga acara pernikahan jas menjelma menjadi setelan dasar bagi mereka yang ingin tampil stylish, fashionable, and elegant.
Sewajasnya Boutique
087880205212
Kelapa Gading
Kelapa Gading
sumber :
1 comment:
A Beginner's Guide to Baccarat & Strategy - Wolverione
There are a lot of ways to win on Baccarat, but worrione if you งานออนไลน์ want to make money playing 1xbet on baccarat, I have you covered with this page.
Post a Comment